Dari Abrasi ke Aksi Nyata: Pengurus Green Mangrove dan Para Investor Top Berhasil Ubah Kawasan Terdampak Jadi Surga Mangrove!

JAKARTA –  Pengurus Green Mangrove (Yayasan  The Green Mangrove/Green Mangrove Foundation) dan pihak-pihak pendukung program pelestarian alam mengadakan kunjungan serta bertemu dengan masyarakat di lokasi kegiatan penanaman mitigasi dan adaptasi Pantura Jawa di desa Limbangan, kecamatan Ulujami, kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Lokasi kegiatan penanaman merupakan daerah terdampak bencana perubahan iklim seperti abrasi dan penurunan muka tanah (land subsidence).  Kegiatan mitigasi yang dilaksanakan berupa penananam mangrove dan pembuatan persemaian. Sedangkan kegiatan adaptasi bencana yang dilaksanakan berupa alih mata pencaharian masyarakat alternatif untuk mengatasi hilangnya mata pencaharian tambak, kebun dan sawah akibat bencana. 

Kegiatan ini merupakan kunjungan pertama kali yang di lakukan oleh Pengurus Yayasan Green Mangrove dan para stakeholder diantaranya Ciputra Group, Sinar Mas Group dan Indika Energy serta para pemerhati dan pendukung pelestarian alam. Selain penanaman bibit Mangrove di demplot seluas tujuh hektar di lokasi abrasi di desa Limbangan Pemalang, Green Mangrove juga membuat persemaian yang targetnya membantu masyarakat menanam di areal dampak seluas sekitar 100 hektar. 

Green Mangrove saat ini sudah menanam sebanyak tiga hektar dari target penanaman demplot seluas tujuh hektar. Areal demplot ini merupakan areal kerjasama Green Mangrove dengan sekitar 60 pemilik lahan setempat yang telah menyepakati kerjasama selama sepuluh tahun mulai Juli 2023.

Ketua Green Mangrove Kelik Wirawan mengatakan, tujuan dari acara ini adalah memberikan insight kepada para stakeholder dan para undangan yang hadir untuk bersama peduli lingkungan terutama kepada masyarakat pesisir yang terdampak abrasi dengan mulai menanam mangrove dan menjadikan kawasan tersebut nantinya sebagai kawasan wisata mangrove yang dapat berdampak ekonomi terhadap masyarakat terutama di desa Limbangan.  

Kegiatan ini juga merupakan wujud dukungan dalam pelestarian lingkungan melalui program yang menjadi agenda global dalam menurunkan emisi menuju net zero emission pada tahun 2060 serta upaya konkrit masyarakat dalam turut merealisasikan pengurangan dampak perubahan iklim sesuai Kesepakatan Paris pada COP 2015.  “Kita semua perlu memastikan untuk melindungi pantai dari abrasi,  dengan adanya hutan Mangrove juga dapat mengurangi polusi udara serta mendatangkan satwa yang dapat dilestarikan,” papar Kelik Wirawan. 

Selain itu, Dewan Pembina Green Mangrove Sigit Widyawan menyampaikan pula adanya hutan Mangrove dapat memberikan penghasilan kepada masyarakat yang terdampak kepada peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar pesisir. 

“Diharapkan masyarakat dapat mandiri dalam kegiatan tersebut dengan memanfaatkan ekosistem yang ada melalui pemanfaatan hutan mangrove tersebut”, demikian disampaikan Sigit Widyawan disela-sela acara penanaman Mangrove di area terdampak abrasi di desa Limbangan. Pemalang Jawa Tengah. Jumat (08/12 /2023)

Acara ini dihadiri oleh Pembina dan Pengurus  Green Mangrove dan  para stakeholder yaitu Ciputra Group, Sinar Mas Group, Indika Energy dan para undangan dari Galang Kemajuan ( GK) Center.

Setelah menyelesaikan penanaman mangrove  dan sosialisasi di area yang telah disediakan, peserta kembali melanjutkan diskusi bersama para pemilik tanah  sambil menikmati hidangan lokal  yang ada dalam Lingkungan Mangrove tersebut. 

Dalam diskusi pada acara ini juga para hadirin memberikan semangat kepada para kelompok masyarakat yang terdampak abrasi agar terus menjaga dan merawat tanaman mangrove serta mengembangkan manfaat mangrove untuk meningkatkan kesejahteraan dari hasil hutan non kayu seperti ekowisata, perikanan dan lain sebagainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *