Nahdiyyin Muda Banyak Dididik Oleh Tangan Dingin Kiai As’ad

Tebet, Liber Times–Perhelatan Muktamar NU ke 34 yang akan berlangsung seminggu lagi di Bumi Sang Ruwi Juwai kembali menghadirkan efek kejut, yakni majunya KH. As’ad Said Ali yang sudah menyatakan kesediannya untuk maju sebagai Kandidat Ketua Umum PBNU.

Majunya Kyai As’ad sebagai kandidat bagai oase ditengah padang pasir  dalam dinamika  muktamar kali ini. Mengingat keriuhan muktamar yang hanya didominasi dua kutub yakni Kyai Said Aqil Siraj dan Gus Yahya Staquf hanya membuat muktamar bising dan minim gagasan. Serta selalu bernuansa politis, karena selalu dikaitkan dengan percaturan politik di 2024 nanti. Tentunya ini sangat tidak baik bagi keberlangsungan organisasi NU menjelang dua abadnya yang harus bertransformasi mengejar berbagai macam ketertinggalannya.

Apalagi bila melihat sepak terjang Kyai As’ad yang mumpuni untuk menakhodai NU dalam satu periode kedepan. Pengalaman beliau sebagai Wakil Kepala BIN hingga Wakil Ketua PBNU menjadi bekal yang cukup untuk mengatasi berbagai persoalan kebangsaan yang bisa dikawal NU.

Selain itu Kyai As’ad juga dekat dengan kalangan nahdiyyin muda, yang tak pernah sungkan membagikan ilmu ilmunya, bahkan berkat tangan dingin beliau. Banyak anak muda NU yang pernah dididik beliau mulai dari Nusron Wahid, Juri Ardiantoro, Lutfi hingga Aminuddin Ma’ruf telah sukses menjadi tokoh yang diperhitungkan dalam kancah nasional hari ini.

Sepak terjang Kyai As’ad dalam kancah internasional juga sangat luar biasa dalam melakukan upaya damai di negara negara konflik. Bila mengutip dari NU Online, Kyai As’ad mengaku akan kembali memulai aktivitas untuk menggerakkan perdamaian bersama NU di Indonesia dan NU Afghanistan. Kegigihannya itu dilandasi atas dasar sudah lama mengenal karakter orang Afghanistan dan telah intens membersamai kerja-kerja perdamaian untuk Afghanistan sejak 2007.  Selain itu dalam bukunya perjalanan intelijen santri dengan pengalaman beliau,  NU yang kelak dinakhodai Kyai As’ad bisa menjadi jembatan persoalan konflik Palestina dan Israel tanpa hingar bingar.

Tentunya dengan sederet pengalaman beliau alangkah baiknya bisa diaplikasikan ke kapal  yang lebih besar lagi yakni Nahdlatul Ulama. Bismillah Biidznillah Kyai As’ad Said Ali.

Penulis: Muhammad Sutisna, Kader Muda Kiai As’ad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *