Regenerasi NU Bukan Evolusi Regresif

Jakarta, Liber Times–Muncul tagline Regenerasi NU menjelang muktamar ke 34 Nahdlatul Ulama menjadi sebuah perbincangan yang srius, regenerasi yang dimaksud oleh calon yang mengusungkannya adalah regenerasi umur, yakni yang muda saatnya menggantikan yang tua. Namun perdebatan ini tidak selesai sampai di situ, tafsir baru yang ditawarkan oleh para ulama adalah regenerasi pemikiran.

Saya mencatat, bahwa regenerasi terbaik sepanjang perjalanan peradaban manusia adalah regenerasi spiritual dan intelektual. Regenerasi adalah bagian dari evolusi manusia, Nabi Muhammad lebih memilih istilah evolusi dari pada revolusi, memilih dengan penggunaan ketegasan dalam berbicara dari pada menghunuskan pedang yang membuat konflik saudara.

Dalam hadits yang diriwayatkan Anas ibn Malik, Rasulullah Saw merindukan satu generasi yang mana mereka adalah saudara-saudaraku (ikhwani), mereka adalah orang yang tidak pernah melihatku namun beriman kepadaku. Lalu, Rasulullah menyebutkan ayat alladziena yu’minuuna bil ghaibi. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada yang ghaib. Hadits ini menyelisihi sebuah hadits yang mengatakan generasi terbaik adalah generasiku, generasi selanjutnya, dan generasi selanjutnya lagi. Betapa pun, dalam setiap generasi selalu ada yang tidak baik, di era Rasulullah banyak pembangkang, di era sahabat banyak yang murtad, di era tabi’in banyak yang membunuh cucu Nabi sendiri, apakah generasi mereka itu baik?

Jika kita lihat lebih jeli, maka ada dua makna regenerasi, pertama regenerasi secara “qurun” atau zaman yang disebut sebagai evolusi regresif, kedua ada juga regenerasi secara spiritual dan intelektual yang disebut sebagai evolusi progresif. Dalam al-Qur’an, Allah memberikan isyarat bahwa manusia akan menuju pada kesempurnaan, alladzie khalaqa fa sawwaa (Allah lah yang menciptakan lalu menyempurnakan), (Q.S. Al-A’la (87);2). Manusia berkembang ke arah kesempurnaan, baik secara fisik maupun mental, spiritual ataupun intelektual.

Pierre de Chardin seorang filsuf evolusionism mengatakan alam semesta ini bergerak menuju kesempurnaan yang menakjubkan, begitu pula dengan manusia. Apalagi Ketika kita memahami Muktamar NU dan regenerasi dalam tubuh NU tidak bisa kita simpulkan dengan regenerasi secara kurun. Kita harus melihatnya lebih dalam.

Maka, tidak salah Ketika Kiai Malik Madani mengatakan bahwa regenerasi adalah taghayyur (perubahan, transformasi, evolusi) yang memiliki dua makna, yakni al-taghayyur ilaa maa huwa ahsan (perubahan ke arah yang lebih baik, evolusi progresif) dan al-taghayyur ilaa maa huwa aswaa (perubahan ke arah yang lebih buruk, evolusi regresif).

Selanjutnya, bagaimana kita melihat Muktamar NU ke 34 dengan kacamata regenerasi ini, apakah kita akan menuju arah evolusi regresif atau evolusi progresif. Andaikan saja kita melihat Muktamar ini adalah upaya perubahan dan menjadikan NU sebagai organisasi yang mapan, berdaulat dan mendunia maka yang diperlukan adalah memaksimalkan apa yang sudah dimiliki NU hari ini, karena bagaimana pun Kiai Sa’id telah menghantarkan NU menuju abad keemasan, kalaupun sosok Kiai Sa’id tidak lagi diperlukan oleh warga NU untuk memimpin bahtera besar PBNU, maka kita membutuhkan sosok yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia internasional.

Sosok yang mampu melanjutkan kiprahnya Kiai Sa’id adalah Kiai As’ad Sa’id Ali. Secara umur, bisa dikatakan Kiai As’ad lebih senior dari pada Kiai Sa’id, tapi secara pengaruh dan pengalaman keduanya merupakan sosok yang tidak bisa kita sepelekan, Kiai As’ad lebih memilih bergerak dalam senyap, menyelesaikan seluruh problem ummat dengan cara yang halus, kembali kepada catatan awal bahwa Nabi pun memilih evolusi daripada revolusi. Pengalaman Kiai As’ad sudah malang melintang di Timur Tengah, juga beliau telah mampu kembali mengembangkan Nahdlatuttujjar melalui organisasi yang didirikannya yakni HPN (Himpunan Pengusaha Nahdliyyin) saya yakin kalau Kiai As’ad diperankan sebagai ketua umum PBNU beliau mampu menangani problem-problem sulit pada masyarakat NU.

Penulis: Rikal Dikri, Kader Muda NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *