Riwayat Des Indes: Hotel Elit Era Kolonial

Sumber : Collectie_Tropenmuseum_Hotel Des Indes_TMnr_10017568

Jakarta, Liber Times – Hotel Des Indes adalah salah satu hotel termegah dan termewah pada zaman Hindia Belanda. Terletak di jantung kota Batavia yaitu molenvliet (sekarang dikenal dengan Jalan Hayam Wuruk dan Gajah Mada).

Hotel Des Indes membawa pengaruh cukup kuat untuk kalangan elit Batavia. Kaum elit kerap menghambur-hamburkan uang demi memantaskan diri mereka kepada kaum elit lainnya. Sebelum menginjak masa kejayaan, Hotel Des Indes memiliki riwayat cukup panjang.

Bermula dari bangunan rumah mewah dengan kebun cukup luas, Hotel Des Indes berdiri yaitu Moenswijk. Moenswijk diambil dari nama pemilik rumah mewah tersebut yaitu Adrian Moens, seorang Direktur Jenderal Perusahaan Hindia Belanda. Sejak tahun 1747, Andrian Moens membangun rumah dan pekarangan dengan luas halaman dengan luas 22.000 meter persegi. Rumah tersebut mempunyai fasilitas lengkap seperti kandang kuda, rumah-rumah para budak, serta kebun yang relatif sangat luas pada masanya.

Moenswijk berpindah tangan tahun 1760 rumah mewah dan perkebunan cukup luas tersebut dibeli oleh Gubernur Jenderal Reynier de Klerk yang merupakan pejabat tinggi VOC. Selain itu tak bertahan lama, rumah tersebut berpindah setelah dihuni kurang lebih 4 tahun akhirnya rumah tersebut dikelola oleh ahli obat-obatan di Batavia.  

Kemudian pemerintah kolonial pada saat itu membeli tanah serta menjadikan asrama untuk anak-anak perempuan pada tahun 1824. Dikarenakan murid yang sangat sedikit akhirnya asrama tersebut ditutup pada tahun 1832. Kerap kali berpindah tangan Moenswijk akhirnya menjadi bangunan  terbengkalai.

Melihat bangunan yang sudah terbengkalai, dua pengusaha berkebangsaan Prancis yaitu Mr. A, Chaulan dan J.J Dodero akhirnya membeli serta mengubah rumah mewah tersebut mejadi tempat komersil yaitu Hotel. Dinamai ”Hotel de Provence” sesuai dengan daerah asal ayahnya yaitu di Prancis Selatan. 

Inovasi yang mereka lakukan berdampak sangat baik hingga kini yaitu delman. Delman berasal dari nama Ir. Charles Theodore Deelman pencetus nama kendaraan roda dua bertenaga kuda di Batavia.  Fasilitas kendaraan yang dipakai untuk para tamu Hotel de Provence. Inovasi lainnya adalah menjual berbagai macam ice cream. Pada tahun 1851 manajemen diserahkan kepada Cornelis Denninghof yang mengubah nama Hotel de Provence menjadi Hotel Rotterdam atau Hotel Rotterdamsch. Berselang satu tahun kemudian Hotel Rotterdamsch dibeli oleh F.A.E. Wijss yang dimana ialah seorang pekerja di Hotel tersebut dan nama Hotel Rotterdamsch tidak memiliki reputasi yang baik. 

Pada tahun 1852 Wijss mengubah nama Hotel Rotterdamsch menjadi Hotel Des Indes pada tanggal 1 Mei 1856. Dijual kembali dan dibeli oleh Creonnier Louis Couperus berkebangsaan Prancis. Ditangannya Hotel Des Indes semakin dikenal . Setelah Cressonier meninggal pada tahun 1872. Hotel Des Indes berpindah tangan kembali pada T. Louis Gallas, seorang Ksatria Militer Willemsorde kelas 4.

Pada masa itu mempertahankan hotel tampaknya memberikan sumber pendapatan yang luar biasa, terbukti dari fakta bahwa pada tahun 1891,1892, dan 1894 Jacob Lught terus membeli semua tanah di sekitar Hotel Des Indes lebih dari 80.000 meter persegi.

Perkembangan Hotel Des Indes semakin baik, sektor turis yang dilakukan pada saat itu membuat hotel semakin banyak kedatangan para tamu baik dari Batavia, luar Batavia bahkan dari luar Hindia Belanda hadir ditempat ini. Memasuki tahun 1900 an depresi ekonomi berkembang dikoloni. Dampak ini sangat berpengaruh pada perkembangan perekonomian hotel ini, dalam hal ini Lught tidak lagi bertanggung jawab secara pribadi untuk hotel.

Pada tahun 1903 hotel tersebut jatuh ke tangan Gantvoort, yang akhirnya membuat hotel tersebut terkenal. Hotel mulai memasuki masa kajayaannya, karena banyak kalangan elit Eropa menghabiskan waktu di luar rumah dengan menikmati berbagai hiburan dan makanan di sebuah hotel adalah hal yang biasa, terutama untuk menikmati sajian siap saji. Namun dimasa lalu menikmati sajian di sebuah restoran pada hotel memiliki citra yang mewah dan bergengsi. Tidak heran apabila dalam sebuah foto dapat ditemui tamu yang mengenakan setelan jas maupun gaun.  

Exit mobile version