Jakarta, Liber Times–Zaman telah banyak berubah, kini semuanya serba digital. Mau tak mau, suka tidak suka, semua generasi harus bisa menyesuaikan dengan tuntutan keadaan dalam mengejar segala ketertinggalan. Kita tak bisa lagi berlaku primitif dengan menolak mengikuti kemajuan teknologi.
Sekarang, semua orang sibuk memainkan gawai ataupun laptopnya, membuka, menulis, dan memposting di kanal medsosnya masing-masing. Tak jarang apa yang mereka bagikan menimbulkan keresahan pihak lain, karena berupa hoaks, fitnah, ujaran kebencian, hingga ajakan untuk melakukan serangkaian teror terhadap individu ataupun kelompok lain.
Sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi etika dan sopan santun dalam berkehidupan, selayaknya kita juga turut menerapkannya di ranah digital. Tidak menulis, berkomentar, memposting maupun menyebar ujaran kebencian kepada siapapun, tidak menyebar fitnah, hoaks dan adu-domba. Sebab itu adalah dosa jariyah yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Mengedepankan etika dalam bermedsos adalah satu kunci utama. Kita tahu bahwa pernah ada survey yang menyebut bahwa warganet Indonesia sangat tidak sopan, Anda bangga? Atau Anda adalah bagian dari mereka?
Jarimu adalah harimaumu, masa depanmu, sekaligus menjadi pertanggungjawabanmu di akhirat kelak. Apa yang Anda tulis sekarang, akan dipertanggungjawabkan di masa depan. Sekarang Anda mungkin tak bisa dijerat UU ITE, namun kelak siapa yang bisa memastikan Anda bebas dari jerat hukuman Tuhan karena berbuat hal-hal yang merugikan?
Mari, bersama kita jaga ruang digital kita dengan senantiasa mengedepankan etika, melakukan cek fakta sebelum posting atau menyebar segala informasi yang kita terima.
Penulis: Vinanda Febriani