Agama  

Seorang Ahli Ibadah yang Tertipu Daya

Oleh: Ima Asmaul Khusna ( Mahasiswa Ilmu Hadis UIN Sayyid Rahmatullah Tulungagung)

حَدَّثَنَا الحُمَيْدِيُ عَبْدُاللَهِ بْنُ الزُبَيْر قَالَ حَدَّ ثَنَا سُفْيَا نُ قَاَل حَدَّثَنضا يَحْيَي بْنُ سَعِيْدٍ الاَ نْصَا رِيُ قَالَ اَخْبَرَ نِي مُحَمَّدُ بْنُ اِبْرِاهِيْمَالَتَيْمِيُ اَنَهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَ قَاصِ الَليْثِيَ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرِ بْنَ الخَطَا بِ رَضِيَ اللَهُ عَنْهُ عَلَى المِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ الله صَالى اللَه عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَقُوْلُ اِنَمَا الاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَاِنَّمَا لِكُلِ امْرِئٍ مَا نَوَي فَمَنْ كَا نَتْ هِجْرَتُهُ اِلَي دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوْ اِلَى امْرَاَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَ تُهُ اِلَى مَا هَاجَرَ اِلَيِ

Telah menceritakan kepada kami Al-Humaid Abdullah bin Zubair, ia berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, ia berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id Al Anshari, ia berkata, telah mengavarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim at taimi, bahwa ia pernah mendengar Al Qomah bin Waqash Al Laitsi berkata, aku pernah mendengar Uamar bin Al Khathab di atas mimbar berkata, aku mendengar Rasullalah SAW bersabda, “ semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap- tiap orang ( tergantung ) apa yang di niatkan, barang siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia niatkan”

Dulu konon katanya di jazirah arab ada seoarng yang masyhur ahli beribadah, dia tidak pernah meninggalkan perintah Rabbnya, ia selalu tepat waktu melaksanakan sholat, rajin menjalankan puasa dan bersedekah ia biasa di sebut dengan julukan ‘Abid ( orang yang ahli ibadah ) semua itu ia niatkan karena Allah, karena sesunguhnya setiap perbuatan yang dilakukan harus diniatkan karena Allah.

Pada suatu hari di desa tempat Abid ini tinggal ada sesorang memberi kabar bahwa di sana ada segolongan orang sedang menyembah selain Allah, yaitu menyembah pohon. Setelah Abid mendengar perkataan seorang tadi, Abid langsung marah dan mengambil kapaknya.

Karena sekelompok orang itu menyembah selain Allah si Abid membawa kapak dan berniat menebang pohon tersebut.Saat perjalanan Abid bertemu dengan iblis namun iblis tersebut menjelma menjadi seorang Syekh yang alim, dan menimbulkan percakapan antara si Abid dengan Syekh tersebut. Syekh : “apa yang akan kamu lakuan wahai a’bid” ?. Abid menjawab “ aku akan menebang pohon itu “ lalu Syekh bertanya lagi. Syekh : “apa urusanmu sehingga kamu mau menebang pohon itu?”.

Abib : “yang aku lakukan ini adalah bagian dari ibadahku” syekh : “mengapa kamu menebang pohon itu, bukankah apa yang kamu lakukan itu telah meninggalkan ibadah mu dengan kesibukan mu, dan kamu telah mengunakan waktumu selain untuk beribadah” setelah Abid ini mengatakan bahwa ia menebang pohon itu karena diniatkan untuk beribadah kepada Allah lalu si Syekh pun melabuhinya dan mengatakan bahwa hal yang telah ia lakukan itu akan sia-sia dan mengurangi waktunya untuk beribadah kepada Allah.Syekh : “ wahai Abid sesungguhnya ini tidak menjadi urusanmu karena Allah telah mengutus para nabi dan rasulnya untuk menebang pohon itu jika dia menghendaki, dan Allah juga tidak akan menanggung dosa orang yang menyembah pohon kepada orang lain”, itu menyebabkan Abid semakin marah Abid : lalu Abid melakukan perlawanan kepada iblis yang menyerupai Syekh tadi.

Abid membanting Syekh tadi dengan tongkatnya lalu Syekh itu pun kalah dan tergeletak di tanah dan Abid menang sehingga Abid menduduki dadanya Syekh, melihat hal ini Syek tersebut tidak berhenti menghasut abid dan pada saat itu juga syek menawarkan, tawaran kepada Abid agar abid tidak jadi menebang pohon tersebut , syekh : “wahai Abid pulang lah dan jangan engkau menebang pohon itu itu tidak memberi manfaat bagi mu aku akan memberikanmu dua dinar di bawah kepalamu dan setiap pagi ambilah dinar itu, maka iju jauh akan memberimu manfaat dari pada, kamu menebang pohon itu, dari dinar ini kamu dapat membelanjakan dinar itu untuk keluargamu, saudara-saudaramu, dan tetangamu”

Setelah itu iblis tadi berjanji kepada Abid akan selalu memberi dinar di saat malam hari dan akan di ambil oleh Abid pada keesokan harinya, waktu demi waktu telah berjalan pada suatu ketika si Abid tidak mendapatkan dinar itu lagi, lalu si abid menemui iblis yang berwujud Syekh itu, si Abid dengan keadaan marah karena merasa janjinya tidak di tepati, Abid : “mengapa kamu tidak memberiku dinar pada malam hari tadi “ ? setelah itu Abid melakukan perlawanan kepada Syekh tersebut, tak lama kemudian syekh itu membanting tubuh Abid dan pada kali ini, Abid kalah dan tergeletak di tanah sehingga Abid heran padahal dulu dia bias mengalahkan syekh itu namun kali ini dalam satu kali perlawanan saja Abid sudah tidak bisa melawan dan akhirnya dia tergletak di atas tanah dan syekh itu menduduki dadanya.

Lalu Abid bertanya kepada Syekh abid : “bagaimana kau bias mengalahkanku” Syekh itu lalu menjawab Syekh : karna marah mu dulu itu karana Allah sedangkan marah mu saat ini itu hanya karana Harta. Dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa niat yang kita lakukan karana Allah maka kita akan mendapatkan kekuatan dan bantuan dari Allah pula namu marah yang di sebabkan karana selain Allah maka itu akan menjadikan diri kita lemah karana sejatinya kemarahan itu adalah nafsu yang di bawa oleh setan, maka semua yang kita lakukan harus diniatkan karana Allah di nukil dari kitab ihya’ Ulumudin bab 4 Fdilah Ikhlas karya Imam Ghozali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *