Akun Kontroversial Fufufafa: Hubungan Jokowi-Prabowo Apakah Terancam?
Oleh: Bung Fai
(Peneliti Lembaga Pendidikan Politik Dignity Politica / Magister Ilmu Komunikasi Politik UMJ)
Polemik akun “Fufufafa” yang muncul di Kaskus dan kembali ramai di media sosial pada akhir Agustus 2024 menjadi salah satu isu krusial menjelang transisi kekuasaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih, dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terpilih. Isu ini memicu spekulasi tentang hubungan antara Jokowi, Prabowo, dan Gibran, terutama setelah akun tersebut diduga memiliki hubungan dengan Gibran, meskipun ia sendiri telah membantahnya.
Dinamika Hubungan Jokowi dan Prabowo
Hubungan antara Jokowi dan Prabowo pasca pemilu 2024 cenderung bersifat formal dan pragmatis. Setelah dua kali bertarung di Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi dan Prabowo kini menemukan diri mereka dalam satu kubu politik dengan Prabowo sebagai penerus Jokowi. Namun, isu Fufufafa yang menyudutkan Prabowo, disinyalir sebagai bagian dari strategi politik yang lebih luas. Beberapa pihak menduga, meskipun secara lahiriah hubungan mereka terlihat baik, polemik ini dapat memperuncing ketegangan di belakang layar. Tuduhan bahwa akun tersebut memuat komentar negatif tentang Prabowo bisa merusak hubungan kerja antara Jokowi dan Prabowo, apalagi jika benar bahwa akun tersebut terkait dengan putra Jokowi, Gibran.
Namun, Prabowo sendiri melalui Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, telah menegaskan bahwa Prabowo tidak terlalu mempermasalahkan isu tersebut. Ini mencerminkan strategi Prabowo untuk menjaga stabilitas hubungan dan tidak terlalu terlibat dalam kontroversi yang dapat memengaruhi aliansi politiknya dengan Jokowi.
Posisi Gibran sebagai Wakil Presiden Terpilih
Isu Fufufafa lebih berdampak langsung pada Gibran Rakabuming Raka. Sebagai wakil presiden terpilih, Gibran menghadapi ujian pertama dalam membuktikan kapasitas kepemimpinannya setelah resmi dilantik. Spekulasi bahwa Gibran terlibat dalam akun Fufufafa bisa menjadi ancaman bagi reputasinya yang sedang dibangun. Media sosial dan analis seperti Drone Emprit menyoroti bagaimana isu ini menciptakan polarisasi di antara pendukungnya, terutama karena pernyataan-pernyataan kontroversial dari akun tersebut.
Drone Emprit menyebut bahwa sentimen negatif yang beredar luas di media sosial dapat mengikis citra Gibran di mata publik jika tidak ditangani dengan baik. Seperti yang dijelaskan oleh Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, interaksi yang tinggi mengenai isu ini menunjukkan adanya perhatian besar dari publik yang berpotensi menciptakan krisis kepercayaan terhadap Gibran sebagai figur pemimpin masa depan.
Implikasi Bagi Hubungan Prabowo dan Gibran
Hubungan antara Prabowo dan Gibran, meskipun diharapkan menjadi kuat mengingat Gibran akan segera menjadi wakil presiden, juga mengalami tekanan akibat isu Fufufafa. Gibran yang dianggap sebagai penerus dinasti politik Jokowi harus menunjukkan kesetiaannya kepada Prabowo sebagai presiden terpilih. Namun, jika Gibran dianggap tidak mampu mengatasi isu ini dengan baik, bisa saja memengaruhi dinamika kerjasama mereka di masa depan. Isu ini juga bisa dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik untuk memperlemah posisi Gibran dan memecah aliansi yang terbentuk antara Jokowi dan Prabowo.
Meski demikian, Prabowo tampaknya cenderung tidak ingin mempermasalahkan polemik ini secara berlebihan. Hal ini mungkin mencerminkan strategi politik Prabowo yang lebih besar untuk menjaga stabilitas politik nasional, terutama dengan menjaga hubungan baik dengan Jokowi, yang masih memiliki pengaruh besar di panggung politik Indonesia.
Kesimpulan
Polemik akun Fufufafa menempatkan hubungan Jokowi, Prabowo, dan Gibran dalam situasi yang penuh tantangan. Meskipun secara formal hubungan mereka tetap baik, dinamika politik di balik layar bisa berbeda. Prabowo tampaknya berusaha menjaga harmoni dengan Jokowi, sementara Gibran harus menghadapi ujian pertamanya dalam menavigasi krisis politik ini. Jika tidak ditangani dengan baik, isu ini dapat merusak reputasi Gibran dan memperuncing polarisasi di kalangan pendukung. Di sisi lain, kemampuan Prabowo dan Gibran untuk tetap bersatu menghadapi polemik ini akan menjadi kunci keberhasilan mereka dalam menghadapi tantangan politik ke depan.