Health  

5 Tahap Psikoseksual Anak yang Harus Dipahami Orang Tua

Yogyakarta,LiberTimes– Dilansir dari laman Healthline, Psikoterapis Dana Dorfman menyebutkan tentang teori perkembangan Psikoseksual yang dikembangkan oleh Psikoanalisis terkenal Sigmund Freud sebagai cara untuk memahami dan menjelaskan penyakit mental dan gangguan emosional.

Melalui teori ini orang tua bisa memahami tahap perkembangan Psikoseksual pada anak dan bisa memberikan edukasi seks sejak dini.

Sebagai orang tua terkadang pernah melihat hal yang aneh yang dilakukan oleh “si kecil” seperti memainkan alat kelaminnya dan terlihat menikmatinya, namun kebanyakan orang tua melihat hal ini sebagai perbuatan yang tak lazim.

Padahal sebagai orang tua kita jangan langsung memarahinya. Itu adalah hal yang normal dan termasuk dalam tahapan perkembangan psikoseksual anak.

Sebagai orang tua kita harus mulai berbicara dengan anak-anak tentang perkembangan seksualnya. Seiring bertambahnya usia, anak membutuhkan bimbingan dalam mempelajari bagian-bagian tubuh ini dan fungsinya.

Berikut tahapan dari psikoseksual anak yang perlu orang tua ketahui:

1.Tahap Oral (0–1 Tahun)
Pada tahpan ini bayi mulai mendapatkan kesenangan dari mulutnya. Selain menyusui, bayi akan terus memainkan mulutnya dengan jari misalnya, dan terus mengeksplor bagian tersebut dengan memasukkan segala jenis benda ke dalam mulutnya.

Menurut Freud, selama tahap pertama perkembangan ini, libido manusia terletak di mulutnya.

Artinya mulut adalah sumber utama kesenangan. “Tahap ini terkait dengan menyusui, menggigit, mengisap, dan menjelajahi dunia dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

2.Tahap Anal (1–3 Tahun)
Tahapan Anal, kesenangan anak tidak diperoleh dari memasukkan sesuatu ke dalam tubuh, melainkan mendorong keluar dari anus. Ya, itu kode untuk buang air besar .

Freud percaya bahwa selama tahap ini, menerapkan toilet training serta belajar mengendalikan buang air besar dan kandung kemih adalah sumber utama kesenangan dan ketegangan.

3.Tahap Phalik (3–6 Tahun)
Dalam tahap phalik ini seorang anak akan suka mengamati dan menyentuh alat kelaminnya. Hal tersebut terjadi karena zona sensitif seksual terletak di alat kelamin, dan fase ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki.

Pada tahap ini, anak mulai menyadari jenis kelaminnya sendiri. Mereka mengenal diri mereka sendiri baik sebagai laki-laki atau perempuan dari visi mereka sendiri tentang alat kelamin maupun dari pendidikan seks yang diajarkan oleh orang tua tentang gender.

Orang tua tidak perlu khawatir jika pada fase ini anak cenderung menyentuh alat kelaminnya, karena perilakunya didasari oleh rasa ingin tahu dan kecenderungan anak untuk mengeksplorasi tubuhnya.

4.Tahap Laten (7–10 Tahun)
Dalam tahap laten ini energi seksual anak disalurkan melalui aktivitas aseksual lain seperti belajar, melakukan hobi, dan berhubungan sosial dengan yang lain.

Ia merasa bahwa tahap ini adalah saat seseorang mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi yang sehat.

Sigmund Freud berpendapat bahwa ini adalah saat energi seksual disalurkan ke aktifitas aseksual lain seperti belajar, hobi, dan hubungan sosial. Dia merasa bahwa tahap ini adalah saat orang mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi yang sehat. Tahapan ini dimulai sekitar waktu anak-anak akan masuk ke sekolah, di mana mereka menjadi lebih peduli dengan hubungan bersama teman sebaya, hobi, dan minat lainnya.

5.Tahap Genital (12 Tahun ke Atas)
Tahap Genital memasuki masa pubertas menyebabkan libido menjadi aktif kembali. Selama tahap perkembangan psikoseksual akhir ini, individu dapat mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.

Tahap ini dimulai selama masa pubertas tetapi dapat berlangsung sepanjang sisa hidup seseorang.

Menurut Sigmund Freud, tahap perkembangan psikoseksual ini ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak.

Exit mobile version