Keluhan Seorang Habib

Ilustrasi Habaib di Nusantara

Jakarta, Liber Times-Sebenarnya saya malas untuk menyingguh masalah “Ke-Habib-ban” mengingat isu ini sangat sensitif bila dibawa ke ruang publik. Tapi setelah melihat fenomena belakangan ini, terkait beberapa oknum Habib yang mengeluarkan umpatan kasar dan tidak berprilaku baik, maka saya perlu angkat bicara.

Sebagai orang yang sebenarnya berhak dipanggil habib secara biologis, saya merasa terganggu dan risih dengan prilaku orang ini yang justru mencoreng gelar habib yang selama ini diasosiasikan sebagai keturunan Rasulullah.

Prilaku “oknum habib” tersebut telah membuat para habib-habib yang tidak tahu menahu, terkena imbas atas ulah habib ini. Gelar “habib” segera terstigmasisasi sebagai pribadi yang keras, ektremis, intoleran dan mempunyai agenda Islamisme.

Hal ini menimbulkan efek sosiologis yang luar biasa. Terlebih bila masyarakat men-generalisasi tanpa pengecualian. maka imets buruk pada setiap habib bisa terjadi.

Padahal sebagaimana kita ketahui, masih banyak habib-habib mempunyai sikap egaliter, berahlak dan berilmu. Sebut saja Habib Lutfi bin Yahya, Habib Umar bin Hafizd, Habib Munzir, Habib Haidar Bagir, Habib Quraish Shihab dan banyak habib-habib lainnya yang bahkan enggan untuk memanjang gelar habib.

Menyandang gelar Sayid, Habib and Syarif adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri, tapi sekaligus beban yang mesti dijaga dengan segala kerendahan hati. Bukan justru dijadikan alat untuk cari tenar dan mendongkrak kesombongan demi memuaskan libido “kehendak kuasa”.

Gelar habib/sayid bukanlah gelar akademik yg lahir dari prestasi intelektual dan spiritual, karena ini bersifat determinan atau keterlanjuran. Tak perlu merasa berdosa bila tidak memujinya, Tapi juga tidak layak untuk dicemooh.

Semoga prilaku buruk beberapa oknum habib tidak mencoreng para habib lain yang toleran, berwawasan luas, santun dan cinta persatuan. Masyarakat pun perlu tahu bahwa gelar habib tidak identik dengan pribadi dan karakter tertentu.

Selama ini, saya sudah terlalu sabar untuk tidak mempertanyakan kualitas keilmuan dan kapabilitas oknum habib tersebut. Saya juga sudah menahan diri untuk tidak membuat pernyataan-pernyataan konfrontatif, sekalipun itu membuat dada saya sesak. Tapi setelah mendengar beberapa keluhan dari keluarga dan teman, maka hasrat itu tak terbendung lagi.

Untuk itu, saya mengapresiasi dengan baik ajakan beberapa habib sepuh, yang menganjurkan setiap habib toleran dan pro Pancasila, membuat clip video singkat berisi kecaman atas segala aksi kebencian dan provokasi atas nama agama. Agar jadi penyeimbang.

Penulis: Habib Reza bin Husein bin Idrus Al Habsyi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *