Yogyakarta, Liber Times-Dalam suatu ceramahnya yang diunggah di Youtube dai kondang asal Yogyakarta KH Ahmad Muwaffiq mengisahkan tentang akhlak Rasulullah ketika menghadapi orang yang membencinya. Kebencian yang ditunjukkan oleh seseorang kepada Nabi tidak menjadikan Nabi membalasnya dengan kebencian pula. Hal ini memberikan pelajaran bahwa dalam dakwah dan perilaku sehari-hari seorang dai yang mengaku Rasulullah sebagai panutannya, sudah sepantasnya menujukkan akhlakul karimah dan lemah lembut bukan berkata kasar dan mengandung narasi permusuhan.
Menurut Gus Muwaffiq, sapaan akrabnya, dalam kisah yang sangat masyhur disebutkan setiap hendak pergi ke masjid Rasulullah bertemu dengan orang yang membenci Nya, bahkan tidak tanggung-tanggung hingga seseorang itu sampai berani meludahi Rasulullah, karena saking seringnya sehingga pada suatu waktu ketika Rasulullah tidak menemui orang yang biasa meludahinya sehingga Rasululllah pun bertanya kepada sahabat, dan sahabat memberi tahu bahwa orang tersebut sedang terbaring sakit.
Mengetahui kondisi orang yang membencinya sakit, Rasulullah tidak segan untuk menjenguk dan membawakan buah tangan, menurut kisah Rasulullah membawakan kurma yang terbaik. Sehingga lanjut Gus Muwaffiq dengan penuh penyesalan orang tersebut menangis dan menyatakan masuk Islam sembari memeluk erat badan Nabi. Kisah tersebut mengandung makna akan keutamaan akhlak Nabi yang sangat santun dalam berdakwah hingga seseorang yang pernah membenci Rasulullah pun tersentuh dengan akhlak yang ditunjukkan Nabi. Berbeda dengan sekarang, banyak kita jumpai kelompok yang mengatasnamakan agama dan ajaran Nabi namun bertindak kasar dan menjadi pendendam, padahal jika belum bisa mencontoh semua akhlak Nabi setidaknya menjadi pribadi pemaaf terhadap orang yang mungkin telah berbuat luput.
“Nabi Muhammad ketika pergi ke masjid itu diludahi orang, begitu yang meludahi tidak ada, ditanyakan yang meludahi aku di mana?, ternyata sakit kemudian dijenguk oleh Nabi Muhammad SAW sampai akhirnya masuk Islam. Kita kalau diludahi atau ada yang meludahi kok jatuh dari motor , pasti kita membatin mati tidak orangnya ? kita ini jika tidak bisa mencontoh Nabi Muhammaad setidak-tidaknya ayo yang banyak memberi maaf,” tutur Gus Muwaffiq
Dai muda yang dikenal karena penampilan rambut gondrongnya tersebut juga bertutur tentang akhlak Nabi ketika menaklukkan kota Mekkah dari tangan kafir Quraisy bukan dengan pertumpahan darah namun dengan rasa persaudaraan, hal itu tercermin ketika Nabi SAW menginstruksikan kepada penduduk Mekkah yang berlindung di tempat Abu Sufyan, Abu Sufyan dulu dikenal sangat kasar dan memusuhi Nabi, maka akan selamat. Dalam kisah tersebut terpampang nyata bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah pribadi yang pendendam, walaupun kaum kafir Quraisy dulu pernah mengkhianati Nabi dalam perjanjian Hudaibiyah tetapi Nabi tidak lantas beperang dan membunuh orang kafir tersebut, akan tetapi memaafkan seraya mendoakan agar diberikan hidayah dari Allah SWT. Jelas misi Nabi yang sesungguhnya bukan untuk menjadikan semua makhluk memeluk agama Islam akan tetapi misi ajaran agama Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam.
“Abu Sufyan itu sangat kasar kepada Nabi Muhammad, begitu Fathu Makkah nabi bersabda, siapa yang masuk rumah abu sufyan termasuk orang yang selamat. Ya Allah mana ada nabi punya dendam. kita ini umatnya nabi muhammad kalau yang keras-keras itu umat dulu, umat nabi musa umat nabi nuh , keras-keras orangnya umat nabi sulaiman tapi umatnya nabi muhammad diberi nabi laqod jaakum rasulun min anfusikum azizun alaihi ma anittum harisun alaikum bil mu’minina roufurrahim,” pungkas Gus Muwaffiq.