Yogyakarta, Liber Times – Menurut De Genova & Rice (2005) dalam England Phsycology Research, Pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain.
Namun terkadang ada beberapa remaja yang berpacaran menimbulkan perilaku seks menyimpang, Perilaku seks menyimpang adalah aktivitas seksual yang dilakukan tanpa adanya hubungan pernikahan dan dilakukan tidak sewajarnya, bila hal ini di biarkan akan berdampak pada seks bebas dan perzinahan.
Tapi yang pasti, jangan sampai kegiatan pacaran ini merugikan kita secara fisik atau mental. Alias jangan sampai kebablasan yang akhirnya menghancurkan masa depan kita.Untuk itu kita ada baiknya tahu tentang 4 jenis pacaran yang didasarkan pada besarnya risiko yang ditimbulkan.
Kalau berdasarkan risiko yang ditimbulkan, pacaran bisa dibagi ke dalam 4 jenis yaitu pacaran tidak berisiko, berisiko rendah, berisiko sedang dan berisiko tinggi. Jadi ada 4 jenis pacaran agar kita tidak terjerumus ke seks bebas. Nah, perilaku berpacaran tidak berisiko dan berisiko rendah ini contohnya, kamu melakukan aktivitas pacaran sampai ke tahap berpegangan tangan, memeluk, dan mencium pipi serta kening.
Untuk perilaku pacaran yang beresiko sedang dan tinggi antara lain sudah melakukan french kissing (berciuman bibir yang disertai dengan dorongan erotis), necking (ciuman yang dibatasi pada daerah di sekitar leher ke atas), petting (saling merangsang di alat kelamin tanpa adanya penetrasi), sampai pada hubungan sexual yang utuh.
Pada tingkat ini, kemungkinan bahaya menjadi meningkat, apalagi kalau enggak disertai dengan pengetahuan dan kesadaran akan perilaku seks yang aman, yang tentunya ada cukup besar kemungkinan dapat tertular penyakit kelamin. Apalagi jikla berhubungan dengan tanpa alat pengaman, risikonya semakin besar.
Seharusnya sebelum memutuskan untuk melakukan hubungan seksual dengan pacar, kita harus tahu dulu kalau yang namanya hubungan seksual atau Making Love (ML) saat pacaran di usia remaja ini enggak akan membawa hal positif dan enggak diperlukan sama sekali. Ini bukan bukti atau tanda kalau kita sayang pacara atau sebaliknya.
Apalagi kalau hubungan ini terjadi karena ada salah satu pihak yang memaksa, itu berarti namanya kekerasan seksual yang enggak jauh beda dengan pemerkosaan dan bisa dikenakan hukuman pidana. Tindak tersebut memberikan bukti bahwasanya seseorang tersebut tidak memiliki hati yang tulus dalam menicintai pasangannya.
Pendidikan seks tentang pencegahan penyimpangan seksual sangat dibutuhkan untuk mempengaruhi perilaku remaja tentang penyimpangan seksual agar remaja tidak terjerumus pada kehidupan seks yang bebas dan perzinahan dan juga di perlukan peran orang tua, guru dan masyarakat untuk mengawasi perilaku remaja.