Jakarta, Liber Times – IMF atau Lembaga Dana Moneter Internasional memprediksi jika Amerika Serikat (AS) gagal dalam pembayaran hutangnya, maka akan menimbulkan dampak yang serius bagi perekonomian global.
Menurut IMF gagal bayar utang AS disebabkan kegagalan untuk menaikkan pagu utang. Jika pagu utang gagal dinaikkan maka yang terjadi adalah suku bunga akan naik sehingga menimbulkan ketidakstabilan ekonomi global yang sangat luas.
Juru bicara IMF Julie Kozack mengatakan bahwa IMF belum bisa mengukur dampak dari gagal bayar AS terhadap pertumbuhan global. Kozack mengingatkan bahwa pemerintah AS perlu tetap waspada terhadap kerentanan-kerentanan baru di sektor perbankan AS, termasuk di bank-bank regional, yang dapat muncul dalam penyesuaian terhadap tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
“Kami ingin menghindari dampak-dampak buruk tersebut. Dan untuk alasan itu, kami kembali menyerukan kepada semua pihak untuk berkumpul, mencapai konsensus dan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin,” ungkapnya dalam keterangan pers, Kamis (11/5), dikutip dari bisnis.com.
IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,8 persen untuk tahun 2023, namun menegaskan bahwa gejolak pasar keuangan yang lebih dalam, yang ditandai dengan penurunan harga aset dan pemangkasan kredit perbankan, dapat menurunkan pertumbuhan ke level 1 persen. Pembicaraan terperinci mengenai kenaikan pagu utang pemerintah AS sebesar $31,4 triliun dimulai pada hari Rabu pekan ini.
Partai Republik yang terus bersikeras meminta pemangkasan pengeluaran jika ingin pagu utang dinaikkan. Terkait dengan kekacauan di sektor perbankan AS, Kozack mengatakan IMF telah menyambut tindakan tegas oleh regulator AS dan pembuat kebijakan untuk mengendalikan kegagalan tiga bank regional besar AS dalam beberapa minggu terakhir.
Kozack menambahkan IMF akan segera melakukan tinjauan tahunan “Pasal IV” mengenai kebijakan ekonomi AS, dan penilaian tersebut, yang akan dikeluarkan menjelang akhir Mei. Serta, akan menganalisis dampak tekanan terhadap bank-bank regional, termasuk setiap pengetatan kondisi kredit.