Miss Riboet, Aktris Teater Pribumi yang Menolak Berkiprah di Hollywood:“Karena di Sana Tidak Ada Sambal!”

Miss Riboet bersama Charlie Chaplin (Sumber: Algeemen Handelsblad, 17 Maret 1939)

Jakarta, Liber Times – Seperti lazimnya hiburan bioskop dan film yang banyak digandrungi pada masa kini, pertunjukan teater Komedie Stamboel menjadi hiburan yang paling ngetren pada masa kolonial.

Komedie Stamboel merupakan bentuk teater modern pertama yang muncul pada peralihan abad ke-19 menuju abad ke-20.

Pertunjukan teater ini menarik banyak perhatian masyarakat kolonial karena memiliki bentuk hibrid yang memadukan unsur budaya lokal, Timur Tengah, dan teknik teater modern ala Barat.

Selain itu penonton dapat menikmati aksi drama, komedi, tarian, dan musik yang ditampilkan dengan pertunjukan panggung yang memukau.Pada tahun 1930-an, Miss Riboet’s Orion menjadi salah satu rombongan Komedie Stamboel paling populer, dengan “Miss Riboet” sebagai aktris sentral.

Rombongan ini sukses melakukan tur selama kurang lebih 15 tahun ke berbagai daerah di Hindia-Belanda dan pernah tampil sukses di Singapura.

Namun, meskipun memiliki kesempatan untuk berkiprah di Hollywood, Miss Riboet menolak dengan satu alasan sederhana: karena tidak ada sambal!

Miss Riboet lahir di Kuta Raja pada tanggal 24 Desember 1900. Ayahnya adalah prajurit Jawa yang tengah bertugas di wilayah Aceh.

Namanya yang begitu unik dan tidak biasa menjadi pertanyaan apakah ini benar-benar nama asli atau bukan? Diketahui sebutan ini telah melekat sejak Miss Riboet masih kecil. Dia selalu dipanggil “Riboet! Riboet!” karena tingkahnya yang tidak bisa diam.

“Masih banyak yang mengenali saya sebagai anak perempuan yang paling nakal. Bikin riboet semua tangsi dari kenakalan saya kecil” ungkap Miss Riboet pada wawancara koran Pemandangan 1 Agustus 1935.

Miss Riboet memulai karirnya pada grup Komedie Stamboel “Miss Riboet’s Orion” yang mulanya bagian dari taman hiburan bernama Orion-Park di Sidoarjo. Dia diperistri oleh pemiliknya Tio Tek Djien, seorang China terpelajar.

Pada tahun 1926, kiprah perdananya di Batavia berlangsung mengesankan. Tahun-tahun berikutnya, Miss Riboet merajai panggung sandiwara pribumi dengan berbagai aksinya.

Miss Riboet memiliki bakat akting yang mengagumkan. Dengan sangat apik Miss Riboet mampu bermain peran sebagai karakter feminim maupun maskulin.

Miss Riboet berhasil berperan sebagai ksatria perang dalam lakon Count of Monte Cristo dengan memerankan karakter Edmon Dantes.

Dia juga sukses berperan sebagai perampok wanita pemberani dalam lakon Juanita de Vega. Selain itu, dia juga dapat merepresentasikan dirinya sebagai perempuan sengsara, seperti dalam lakon “Gagak Solo”.

Dalam buku Denny Sakrie 100 Tahun Musik Indonesia, disebutkan Miss Riboet merekam 166 lagu pada gramofon Beka tahun 1926-1927. Selain dalam Bahasa Melayu, lagu-lagu yang dinyanyikannya juga dalam Bahasa Belanda, Prancis, Jerman, Inggris, Arab, dan Siam. Suaranya diputar di seluruh Hindia-Belanda, dan gramofon Miss Riboet laku besar di pasar Singapura dan Malaysia.

Di tahun 1934, Miss Riboet mengungkapkan dirinya sedang dalam negosiasi dengan produser film Hollywood yang ingin membuat film Indonesia dan meminta jasanya. Kesempatan tersebut justeru tidak diambil oleh Miss Riboet.

Dengan penuh penasaran publik bertanya mengapa Miss Riboet tidak mengambil peluang tersebut? “…Apa lagi bagaimana, tuan, kita bisa senang, disana tidak ada sambal!” demikian keterangan Miss Riboet pada jurnalis surat kabar de Telegraaf edisi 11 November 1934.

Dengan ringan saja Miss Riboet menolak pergi ke Hollywood dengan alasan yang terkesan lucu dan sederhana. Meskipun begitu, Miss Riboet tetap menjadi seniman teater yang sangat dihormati dan dikenang hingga saat ini.

Nama Miss Riboet dan rombongannya, Orion, menjadi ikon dalam sejarah teater pribumi Indonesia. Karir Miss Riboet membuktikan bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari seberapa jauh seseorang dapat mencapai tujuannya, tetapi seberapa baik seseorang dapat mempertahankan apa yang telah dicapai dan merasa bahagia dengan keadaan yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *