Jakarta, Liber Times–Muktamar NU tinggal menunggu hitungan hari, setiap kandidat sudah mempersiapkan pencalonannya secara matang. Kiai Sa’id dan Yahya Staquf digadang-gadang sebagai kandidat paling kuat, namun H-7 Muktamar muncul nama baru yaitu Kiai As’ad Said Ali.
Setelah melihat hiruk pikuk perkelahian antar pendukung calon, Prof. Malik Madani mengusulkan akan adanya calon alternatif yang akan menjadi solusi dari perseteruan yang panjang hari ini.
“Kita butuh sosok yang mengayomi, Kiai yang selama ini mewakafkan dirinya untuk Nahdliyyin di grassroot yakni Kiai As’ad Said Ali. Menurut saya beliau lah orang yang paling layak dan bisa meredam konflik ini” kata Kiai Malik via telepon kepada Libertimes.id. (15/12)
Kiai As’ad juga dinilai sebagai Kiai yang sudah paripurna secara ekonomi dan politik, dia telah banyak melewati asam garamnya kehidupan dan menjadi kader NU.
“Beliau (Kiai As’ad) adalah sosok yang mendidik semua warga NU dekat dengan para ulama sepuh dan juga kalangan aktivis pergerakan, kiprahnya sudah terbukti, kontribusi terhadap Indonesia dan Dunia sudah dicatat dalam sejarah. Secara ekonomi, saya yakin beliau bukan sosok yang memanfaatkan NU untuk keuntungan finansial ataupun elektoral” pungkasnya.
Sosok ideal juga disebutkan oleh Prof. Malik Madani yang mampu membersamai Kiai As’ad dalam kepengurusan PBNU ke depan, yaitu Kiai Asep Saifuddin Chalim yang layak menjadi pimpinan tertinggi Ulama NU sebagai Rais ‘Aam, beliau seoran Ulama, Ekonom, dan menguasai manajerial organisasi.
“Trah Kiai Asep Saifuddin Chalim itu tidak bisa kita sepelekan, ayahnya beliau Kiai Chalim Leuwi Munding adalah salah satu pendiri NU juga. Dan, bukan hanya bicara soal trah, tetapi Kiai Asep ini Ulama besar, Profesornya di bidang linguistik Sastra Arab, tapi luarbiasanya beliau mengerti manajemen dan juga seorang ekonom yang handal” tandasnya.
Mantan Katib Aam PBNU itu juga mengatakan bahwa, jika Kiai As’ad ini mencalonkan diri jadi ketum PBNU itu akan secara otomatis Nusron Wahid yang menjadi tim utamanya Yahya Staquf akan berputar haluan, karena selama ini Nusron adalah kader didikan Kiai As’ad.
“Sebetulnya ini bukan hanya soal solusi, melainkan mampu menarik simpul-simpul Kiai As’ad yang menjadi tim suksesi pencalonan Yahya Staquf, seperti Nusron Wahid dan kawan-kawan, bagaimana pun Nusron adalah kader ideologis Kiai As’ad” tutupnya. (Malik/LTimes)