News  

Densus Tangkap 3 Ulama, Ketua PWNU Banten: Gausah Ragu, Sikat Aja

Jakarta, LiberTimes, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (16/11). Salah satunya adalah pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

“Iya benar tiga terduga teroris ditangkap,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, dilansir dari CNN.com

Ia menyebut tiga orang itu adalah FO, ZA, dan AA. Mereka masing-masing ialah Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Okbah. Kemudian, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat.

Pengurus MUI pusat yang ditangkap Densus 88 Polri adalah Zain An-Najah. Polisi sejauh ini belum merinci soal status yang bersangkutan di MUI.

Namun, berdasarkan situs MUI, mui.or.id, identitas Zain An-Najah tercantum di sana. Nama Ahmad Zain tercatat menjadi anggota Komisi Fatwa MUI Pusat dalam nomor 24.

Ramadhan mengatakan bahwa Farid mendirikan partai tersebut sebagai wadah organisasi baru bagi Jamaah Islamiyah (JI) usai amir Para Wijayanto ditangkap Densus.

“Adapun partai yang dibentuk oleh FAO adalah Partai Dakwah Rakyat Indonesia atau PDRI,” jelasnya.

Sementara itu, isu pembubaran Densus 88 terus juga berhembus. Sejumlah orang dari berbagai elemen ormas Islam menggelar aksi bela ulama di pintu Stadion Manahan, Solo.

Penangkapan tiga orang terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror, yakni Anung Al Hamat, Farid Ahmad Okbah, dan satu adalah anggota Komisi Fatwa MUI Ahmad Zain An-Najah, memicu aksi demo di Solo.

Aksi itu menuntut pembubaran Densus 88 Antiteror Mabes Polri karena telah menangkap sejumlah ulama. Mereka juga meminta Densus 88 menangani kasus teroris di Papua.

Mereka juga menuntut Presiden Joko Widodo memposisikan ulama sebagai mitra kerja, bukan malah melakukan kriminalisasi.

Padahal menurut ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Banten KH. Bunyamin Hafidz menilai kinerja Densus 88 Anti-Teror selama ini sangat dibutuhkan dalam penanganan terorisme yang semakin kronis karena sudah masuk dalam berbagai instansi pemerintahan. KH. Bunyamin menegaskan agar tidak ragu menindak teroris, dimanapun mereka berada.

“Saya sebagai ketua PWNU Banten mendukung Densus 88 Anti-Teror dalam mengungkap dan menangkap teroris yang ada di manapun, tidak terkecuali di MUI. Kalau memang ada teroris, tidak usah ragu, sikat saja. Kelompok seperti itu jangan dikasih ruang, yang pasti bukan dari NU” tutur KH. Bunyamin dalam acara Silaturahmi bersama Kasubdit Kontra Radikal, AKBP Moh. Dofir

Mengenai isu pembubaran MUI KH. Bunyamin dengan tegas menolak karena MUI masih dibutuhkan di tengah mayoritas umat Muslim di Indonesia saat ini. MUI masih menjadi lembaga silaturahim antar ulama dari berbagai ormas untuk saling berharmoni merajut keutuhan NKRI.

“MUI masih dibutuhkan untuk negeri ini. Ibarat pohon, cukup tebang dahannya tidak perlu sampai ke akar. Isu Bubarkan MUI jelas tidak berdasar,” pungkas KH. Bunyamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *