News  

Tokoh NU Kalsel: Gus Yahya Manfaatkan Kemenag Untuk Kemenangannya di Muktamar NU

Banjarmasin, Liber Times–Aksi menggalang dukungan untuk calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) jelang Muktamar ke-34 di Lampung pada 23-25 Desember 2021 mendatang, makin menguat.

Hal ini terjadi ketika tim sukses calon Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staqut atau Gus Yahya yang merupakan Katib Aam Syuriah dikabarkan mengumpulkan pengurus NU di Kalimantan Selatan di sebuah hotel berbintang.

Wakil Ketua PWNU Kalsel Nasrullah AR mengungkapkan upaya pengumpulan pengurus NU di Kalsel itu justru dilakoni pejabat Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalsel.

“Kegiatan yang berlangsung di hotel mewah itu diinisiasi Kanwil Kemenag Provinsi Kalsel. Ini ada apa? Mengapa harus mengumpulkan pengurus NU saja, sepatutnya ormas lainnya seperti Muhammadiyah dan LDII pun diberlakukan hal sama,” ucap Nasrullah AR kepada libertimes.id, Jumat (29/10/2021).

Bertajuk dengan dialog kerukunan internal umat beragama di Hotel Aria Barito pada 28-29 Oktober 2021 dinilai Nasrullah justru menunjukkan Kanwil Kemenag Provinsi Kalsel memiliki agenda terselubung. Ini karena, jaringan Kemenag diduga dimanfaatkan untuk mengakomodir para pendukung salah satu kandidat ketua umum.

“Saya heran secara pribadi kenapa itu dilakukan oleh Kemenag di tengah kodisi masyarakat yang lagi sulit. Ini jelas tidak etis,” cecar Sekretaris Umum MUI Kalsel ini dilansir dari situs libertimes.id

Menurut dia, acara semacam itu bukan hanya sekali atau dua kali dihelat, tapi sudah sering dengan memanfaatkan fasilitas hotel berbintang. Sebelumnya, Nasrullah, pelaksanaan acara berskala Kalsel digelar di Hotel Rattan Inn Banjarmasin.

“Sangat jelas, kebijakan Kanwil Kemenag Provinsi Kalsel inis angat kontra dengan kondisi pembatasan kegiatan masyarakat yang masih diberlakukan di tengan pandemi Covid-19,” beber Nasrullah.

Mantan anggota DPRD Kalsel ini mengaku telah menelusuri apa hajat dari Kanwil Kemenag Kalsel hingga mengundang para ketua cabang NU kabupaten dan kota. Menurut dia, dirinya sebenarnya senang ketika Kanwil Kemenag Kalsel bisa menghimpun para pengurus NU dalam sebuah forum resmi.

“Namun, yang mencuat justru diduga pertemuan itu digunakan untuk kepentingan mobilisasi dukungan di Muktamar NU. Apalagi, kalau ada intervensi secara struktural, maka patut dikritisi apakah boleh program Kemenag digunakan untuk kepentingan suksesi atau pergantian kepemimpinan ormas Islam?” kata Nasrullah.

Nah, kata dia, jika itu diperbolehkan, maka Kemenag Kalsel pun harus memberi kesempatan serupa kepada ormas Islam lainnya. Ini agar NU tidak dituding memperalat Kemenag untuk kepentingan kelompok saja.

“Jika ini yang terjadi maka NU malah dirugikan dalam konteks pandangan masyarakat di ruang publik. Lebih-lebih kalau ada dugaan unsur melanggar hukum tentunya akan menjadi preseden buruk bagi NU. Untuk itu, jika ada, ya kami serahkan kepada aparat penegak hukum untuk menelisiknya,” kata Nasrullah.