Jakarta, Liber Times- Salah satu tugas pejabat publik itu misalnya Menteri, Lembaga negara dan lain-lain ialah mendengarkan pandangan publik juga. Kalau ngeyel, ngotot, dan merasa bener sendiri, wah wah itu berbahaya.
Sepatu, batik, jas, kacamata, kemejanya kan dari publik alias masyarakat. Masak gitu! Kan menyusu uang negara, rakyat.
Bicaranya juga sudah harus melampui, soal soal kebangsaaan dan masa depan negara. Ngga melulu soal egoisme, apalagi merasa memiliki Kementerian.
Kalau memang satu Kementerian, waduh, terlalu kecil. Sekalian 33 Kementerian baru joss dan keren. Itu baru doktrin perjuangan. Hadiah terbesar Allah Taala adalah Kemerdekaan Bangsa ini. Bukan 1 Kementrian. Ampunnn dah!
Amalkan saja Moderasi Beragama, jangan hnya diwebinarkan. Ngeri!
Memang bener, sang petarung dimana pun tidak mau kalah dalam hidupnya. Ngalah juga tidak mau.
Kiranya sama dgn ucapan Choi Mu Djin, Bos bandar narkoba dlm serial Netflix yg lagi rame judulnya My Name:
“Hidup adalah peperangan, jangan pernah kalah dan menyerah.”
Belum dawuh Om Henry Kisinger dari Amrik. Nnti dilanjutkan.
Yo wes wak kaji, atur waelah.
Siapkan Secangkir Kopi dan rokok SIN Nogososro
Dinno Brasco (Penulis Buku Indonesia dalam Secangkir Kopi)