Ikhtiar Didahulukan Terlebih Dahulu Sebelum Tawakal

Habib Ali Al Juffri

Jakarta, Liber Times-Wabah corona yang menyerang hampir negara di seluruh dunia mempunyai dampak yang bisa dirasakan oleh semua pihak , berbagai acara yang melibatkan banyak orang harus dibatasi untuk mencengah penularan virus corona yang begitu masif ini. Umat muslim yang terbisa mengadakan acara ataupun ritual secara berjamaah, seperti sholat jamaah, sholat jumat, pengajian, maupun acara yang lainnya tentu merasakan dampak dari  pelarangan tersebut, sebagian jamaah berpendapat tetap melaksanakan rutinitas tersebut karena tidak  ada yang bisa menghalangi kegiatan tersebut, takut dengan Allah harus didahulukan daripada takut dengan virus , di lain pihak sebagian umat muslim juga memaklumi jika kegiatan yg banyak melibatkan jamaah akan menjadi pemicu masifnya penyebaran virus, apalagi hal ini sesuai maqashidus syariah yaitu hifdzun nafs yaitu menjaga keselamatan jiwa.  Bila dirunut perbedaan pandangan ini bermuara pada konsep ikhtiar dan tawakkal yang mana yang harus dijalankan terlebih dahulu ?

Menanggapi fenomena tersebut, ulama yang muda dari Jeddah tersebut memberikan penjelasan melalui akun twitter pribadinya @alhabib.ali menukil pendapat dari guru terkasihnya, Habib Umar bin Hafidz. Menurut Habib Ali ketika gurunya dimintai pendapat perihal konsep ikhtiar dan tawakkal dalam menghadapi corona mengumpakan dengan seseorang yang bercocok tanam. Ketika bercocok tanam tentu berharap akan menumbuhkan hasil yang bagus, segala ikhtiar dilakukan seperti menanam benih yang unggul, menyirami, serta memeliharanya, namun ketika menunggu buahnya kita harus tawakkal dengan ketetapan Allah, buah itu bisa bagus atau jelek harus tetap kita syukuri. Begitu juga dengan menghadapi wabah corona ini, tidak boleh menyerah begitu saja dengan takdir, harus berusaha semaksimal mungkin. Jika ikhtiar lahir dan batin sudah ditunaikan, baru hasilnya kita tawakkalkan kepada Sang Pemilik hidup kita, Allah SWT

 “Aku bertanya kepada guruku,  Al Habib Umar bin Hafidz tentang bagaimana mengintegrasikan antara tawakal dan ikhtiar dalam menghadapi corona. Beliau lalu menjawab, Yaitu seperti kau bercocok tanam. Kau tanam benih, kau sirami, lalu kau pelihara. Nah, bagaimana hasil buahnya, kau pasrahkan pada-Nya”, jelas ulama yang aktif berdakwah di Eropa tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *