Tentang Kami

Selasa 30 September, kami meluncurkan Libertimes.id Mengapa?

Ada realitas budaya membaca yang semakin terkikis ditunjukkan dengan mati surinya sejumlah koran, tabloid, dan majalah di Jakarta maupun daerah. Juga hampir di seluruh dunia. Budaya baru kita di era digital ini: melihat, dan mendengar langsung. Khalayak juga tak lagi mau menunggu berita sampai nanti atau esok. Mereka ingin segera mengetahui beraneka peristiwa di jagat raya saat ini juga. 

Memang sudah banyak portal berita dan media sosial yang meramaikan jagat maya. Tapi banyak di antaranya yang menebarkan kabar hoaks, kabar yang tak sesuai kenyataan dan gosip murahan. Semua itu sering berdampak negatif. Terjadi saling curiga antar warga. Bahkan memicu terjadinya konflik antar kelompok, golongan, dan daerah dan kadang mengarah ke desintegrasi bangsa.

Libertimes.id ingin melawan semua itu dengan hanya menayangkan berita yang terpilih, berkualitas, dan antihoax, agar khalayak semakin cerdas. Bukankah bangsa yang cerdas selalu menghargai berita yang berkualitas. Salah satu wujud dari cita-cita kemerdekaan Indonesia yang kita peringati hari ini: mencerdaskan bangsa.

Kami ingin menjadikan Libertimes.id sebagai jendela dunia dengan menjangkau khalayak luas dan menggunakan multibahasa. Ada bahasa Inggris, Arab, dan belasan bahasa daerah. Kami ingin berbagi informasi dan mengedukasi seluruh negeri bersama anak-anak muda yang siap berkiprah secara profesional dan berintegritas. Libertimes.id menggali berita dan menyajikannya dengan cepat namun tetap menjaga akurasitas dan tak melupakan norma dan etika. 

Penggunaan bahasa daerah juga dimaksudkan agar kita selalu mencintai kekayaan budaya kita, “nguri-uri kabudayan adiluhung,” kata orang Jawa. Suku bangsa lainnya mempunyai semangat yang sama, tidak ingin melupakan tradisi dan bahasa mereka.

Dari sini kami hadir lewat informasi yang mengedukasi untuk ambil bagian dalam mengisi kemerdekaan negeri tercinta.

Merdeka!

Exit mobile version